Sebenarnya berat sekali menuliskan catatan ini. Karena saya tak ingin emngumbar kegagalan usaha yang lalu. Tapi, setelah ekmnggambar, diupload di instagram, eh..Ceritanya mengalir begitu saja.

Tak mudah membasuh luka dan sakit akibat tertipu..

Tangisan ini tak berarti apa apa..Dengan usahaku saat membuka bisnis kedua. Dengan darah dan air mata, saat merintis dan membuka. Bahkan janinku sampai kehilangan nyawa. Saat aku lembur, membantu paladin alias hubby, memotong kertas undangan.

Sekarang semua tinggal kenangan. Hampir lima tahun membesarkan percetakan. Jadi jatuh dan terjungkir karena penghianatan. Saat ku lihat mesin cetak milik orang, atau lay out koran yang sembarangan…Hatiku perih..Mengingat aku bukan lagi kuli cetak.

Tapi hidup harus lanjut. Bisnis tak boleh mati. Kubuka lagi bisnis ketiga. Aku tak merasa turun derajat..Karena dulu produsen, sekarang jadi reseller. Yang penting, terus berusaha dan bekerja, demi Saladin tercinta.