Pagi ini di sebuah grup kuliner di Malang, digemparkan oleh salah satu member yang bertanya, “apa ada yang jual nasi box seharga 6.000?”. Ditaruh di dalam stryfoam, isinya nasi putih, ayam, capcay (pokcoy, brokoli, wortel,sosis), bihun goreng,kulit pangsit,ย kerupuk udang, semangka, lengkap dengan sendok plastik. Tentu saja 80% komentator di thread itu tertawa , hari gini minta yang murah? Padahal harga ayam mentah 30.000/kg, cabe 70.000/kg, belum sayur dan lain lain.
Saya pikir dia salah ketik, mungkin yang dimaksud adalah nasi box seharga 16.000, buka 6.000.Eh ternyata beneran 6.000..Ajaibnya ada beberapa katering yang sanggup memberi harga 6.000. Mungkin karena dia mau pesan 300 pax.
Tapi fb-er lain ada yang gak percaya. Apa bisa harga 6.000 dapat menu selengkap itu? Kalaupun ada, mungkin ayamnya semungil jempol, nasinya setengah piring, sayurnya afkiran. Eh ada yang menyanggah, katanya sang ibu pernah membuatkan nasi box seharga 6.000, tapi…Lokasinya di Turen-kabupaten Malang.
Ya iyalah itu kan di desa, gak bisa jual makanan mahal. Menurut pengakuannya, owner katering yang sangat sepuh rata rata masih menganut akuntansi tradisional, beli bahan segini, dimasak, dijual segini. Dan lupa memasukkan biaya beli gas, minyak goreng, tenaga manusia, dll.
Gara-gara thread heboh ini saya jadi berpikir tentang menentukan harga jual. Ternyata keuntungan suatu barang tak semata 20-30% dari harga kulakan. Salah satu faktornya adalah target market. Seperti yang tadi saya sebutkan, kalau jual makanan di desa gak bisa terlalu mahal. Anyway, kakak ipar saya yang berprofesi penjahit kampung, hanya meminta fee 35.000 rupiah /baju.
Tapi harga yang terlalu murah juga bisa bikin pembeli ragu. Seperti contoh di atas, nasi box lengkap seharga 6.000 itu jangan jangan berisi ayam tiren,atau sayur yang tidak fresh.
tw seorang teman pernah bercerita tentang bisnisnya. Ia menjual jam tangan eksklusif. Harga beli 500.000. Jika dijual seharga 900.000, maka pembeli mengira jam itu palsu. Tapi jika dijual dengan bandrol lebih dari 1 juta, mereka yakin kalau itu asli.
Ya, seperti kata seorang owner online shop senior, tak ada barang yang terlalu mahal. Tergantung target pasarnya. Kalau jual tas kulit ya jual ke ibu ibu kelas atas. Tapi jika jualan nasi kucing ya dipromosikan ke anak kos saja.
Yang penting tetap semangat berdagang. Seperti kata Nabi, 9 dari 10 pintu rejeki itu dari berdagang. ๐
di sini kalau nasi pecel paling murah ya 10 ribu gitu deh
iya.
beras aja 10.000/kg ๐
Mbak dimalang skitaran ub nasi katering ayam sama sambel bawang 8500, itupun ayamnya seuprit ๐ฆ
yaa itulah mbak..ada harga ada rupa
Nah itulah
Jualan itu memang tergantung pasarnya
Klo dianggap kemahalan ya berarti memang gak disitu pasarnya
iya ๐
makkkk aku paling seneng quote yg ini “tak ada barang yang terlalu mahal. Tergantung target pasarnya. ” ini yg bikin aku makin semangat. makasih spiritnya ya maak
iya mak..ini daku dapat wejangan dari Budhe Linda hehehe ๐
Enam ribu dengan lauk lengkap plus buah… wah murah banget, Mbak ๐
banget..
Masih masuk, kok. Bahkan bukan dengan ayam tirenโtapi tingu (mati seminggu)
wkwkkw